katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Latar Belakang Penelitian dalam Skripsi IPA

               BAB I
PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang Penelitian

Dalam keseluruhan proses pendidikan, pembelajaran merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dalam mengelola lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (Asep dkk, 2007, hlm.3) bahwa ‘pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.’ Menurut Slavin (Putra, 2012,  hlm.15) ‘pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.’ Sedangkan menurut Mohammad Surya (Dadang & Nana, 2006, hlm.6) ‘pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mengubah tingkah laku siswa secara menyeluruh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jadi, tugas seorang guru dalam pembelajaran adalah fasilitator yang memberikan berbagai kemudahan kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran. Sedangkan siswa dipandang sebagai subjek belajar yang memiliki potensi untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.
Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan mengubah tingkah laku melalui pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran tersebut dikemas dengan menetapkan berbagai kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan pembelajaran mencakup ranah kognitif, apektif dan psikomotor sehingga akan membentuk manusia (peserta didik) secara utuh yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru harus memiliki pedoman yaitu kurikulum. Kurikulum berfungsi untuk mengarahkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Kurikulum selalu mengalami pergantian yang disesuaikan dengan kebutuhan masa depan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka pemerintah melakukan terobosan baru dengan mengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan jembatan emas menuju perubahan pendidikan yang lebih baik dan disusun secara luas dan lebih fleksibel. Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan siswa yang unggul dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Karakteristik dari kurikulum 2013 diantarnya pembelajaran berpusat pada siswa yaitu dengan membangun pengetahuannya sendiri, pembelajaran dilakukan secara tematik dengan memadukan beberapa mata pelajaran, menggunakan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian autentik dalam proses pembelajarannya.
Dalam kurikulum 2013, pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik. Menurut Sutirjo dan Sri Istuti Mamaik (Mulyoto,2013,hlm.118) ‘Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintrgrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema pembahasan.’ Pada jenjang Sekolah Dasar, pembelajaran tematik dilaksanakan dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran yang dikemas dalam satu tema pembahasan dengan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran dengan alokasi waktu satu hari penuh.
Pembelajaran tematik di setiap kelas terdiri dari beberapa tema pembahasan. Setiap tema pembahasan dikembangkan menjadi beberapa subtema dan setiap subtema terdiri dari beberapa pertemuan pembelajaran yang memberikan berbagai pengalaman belajar sehingga siswa mudah mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dan mendapat hasil belajar yang lebih bermakna.Melalui pembelajaran tematik ini, kebutuhan siswa akan terpenuhi secara tuntas karena mengintegrasikan tiga ranah yaitu kognitif, apektif dan psikomotor yang sesuai dengan minat dan bakat setisp siswa.
Selain pembelajaran tematik, dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yaitu berupa pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Dalam proses pembelajarannya harus dilakukan dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan berusaha mengembangankan keterampilan sains  yang akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan menemukan sendiri konsep pengetahuan. Dengan demikian, proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu menggunakan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran yang dikemas dalam sebuah tema pembahasan dengan mengembangkan pendekatan saintifik agar siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna.
Mengingat betapa pentingnya suatu proses pembelajaran maka dibutuhkan suatu perencanaan pembelajaran yang matang. Nana Sudjana dalam Dadang Sukirman & Nana Jumhana (2006, hlm. 32) menyatakan bahwa,
Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran yaitu mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan),isi kegiatan(materi), cara penyampaian kegiatan (metode,teknik, alat dan sumber) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.

Oleh karena itu, agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna bagi siswa seorang guru harus mengupayakan melalui perecanaan yang baik dan benar. Salah satunya, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka dapat merancang proses pembelajaran dengan memilih dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyegaran pembelajaran, membangkitkan motivasi belajra siswa, menjadikan pembelajaran lebih variatif dan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran.  Joyce (Trianto, 2012, hlm.52) mengemukakan bahwa ‘setiap model pembelajaran mengarahkan guru untuk merancang pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.’ Dalam proses pembelajaran, seorang guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena setiap model yang dikembangkan akan menuntut perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik model itu sendiri sehingga membantu guru menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Dilapangan  proses pembelajaran di SD belum optimal diantaranya karena sebagian guru belum merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung terutama pada materi yang memerlukan praktik atau percobaan seperti konsep gaya gesek sehingga proses pembelajaran hanya memberikan pengalaman yang verbalistik menyebabkan siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diajarkan. Hal ini dipertegas oleh Oemar Hamalik (Ayi Ahmad, 2012, hlm.6) bahwa ‘Siswa cenderung pasif menghabiskan semua waktu hanya untuk mendengar, melihat, mencatat, dan membaca atau DDCH (Duduk, Dengar, Catat,  Hafal).’
Selain itu, belum optimalnya merancang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang sesuai dengan fase-fase sehingga pembelajaran berlangsung monoton dan kurang menantang bagi siswa. Kemudian guru merasa kesulitan dalam menuangkan RPP berdasarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran tematik yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut, solusi yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang inovatif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing didasarkan pada sejumlah pertanyaan yang sudah di siapkan guru untuk membimbing siswa menuju penemuan. Menurut Putra (2012,hlm.96)                      Inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan dengan suatu diskusi.”
Jadi, model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengajukan sejumlah pertanyaan sebagai bimbingan untuk memperoleh sendiri konsep pembelajaran yang dapat dilakukan melalui eksperimen atau observasi dalam rangka memecahkan suatu masalah.  Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan siswa atau dapat dikemas dalam LKS.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Selain itu, model pembelajaran ini mendukung karakteristik siswa Sekolah Dasar yang selalu ingin tahu, selalu ingin berbuat sesuatu, suka dengan permainan dan berada pada tahap operasional konkrit. Hal ini sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menitikberatkan proses pembelajaran bepusat pada siswa dengan menggunakan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik yang akan memberikan pengalaman belajar secara terpadu kepada siswa dan mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah.
Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan menggambil tema Selalu Berhemat Energi subtema Gaya dan Gerak yang dapat membantu guru untuk merancang proses pembelajaran bersadarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam lingkungannya.
Berdasarkan  permasalahan  tersebut  diatas,  penulis  tertarik  untuk mengadakan Penelitian dan Pengembangan (R & D) yaitu “Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Tema Selalu Berhemat Energi .”
Tag : Skripsi IPA
0 Komentar untuk "Contoh Latar Belakang Penelitian dalam Skripsi IPA"

Back To Top