katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Contoh Upaya Guru untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara dalam Skripsi Bahasa Inggris

           4.2.3    Upaya Guru untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara
Instructor belief about language learning. Dalam hal ini instructor adalah guru yang mengajar. Bagaimana guru memandang proses belajar dan cara dia mengajar memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar. Dalam hal ini pandangan guru terhadap muridnya meliputi peran dia sebagai guru dan bagaimana hubungan antara guru dan murid. Apabila hubungan antara guru dengan murid baik maka proses belajar-mengajar akan berjalan dengan lebih baik dan dengan hasil yang lebih baik. Guru bahasa Inggris berpendapat bahwa hal pertama yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah figur guru. “Pertama, figur guru harus menyenangkan bagi anak” (guru bahasa Inggris). Hal ini sejalan dengan pernyataan Balhadi (1986: 46) sebagai berikut:
Kelas yang sudah dihinggapi kuman penyakit mental seperti “tidak menyenangi guru”, misalnya, sukar untuk diarahkan kepada tujuan yang sudah ditargetkan, lebih-lebih jika yang menanganinya itu justru guru yang kurang disenangi itu.

Figur guru yang menyenangkan siswa akan menarik siswa untuk senang belajar bahasa Inggris. Siswa yang tidak menyenangi gurunya akan malas, apatis, bahkan takut untuk mengikuti pelajaran apalagi menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal serupa diungkapkan oleh Saefurohman (2009) sebagai berikut:
Ternyata, banyaknya siswa yang dianggap lambat dan gagal menerima materi dari guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan. Guru akan merasa senang karena menganggap semua siswanya cerdas dan berpotensi untuk sukses pada jenis kecerdasan yang dimilikinya.

Apabila suasana belajar-mengajar menyenangkan, maka siswa akan memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. “Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar” (surur, 2010). Sebanyak 13 siswa merasa senang belajar bahasa Inggris dan hanya 2 orang yang menyatakan tidak senang dengan alasan susah pada pelajaran bahasa Inggris ini. Alasan yang melatarbelakangi siswa senang pada pelajaran bahasa Inggris tidak hanya karena manfaat belajar bahasa Inggris yaitu bisa bicara bahasa Inggris tetapi juga oleh figur guru yang menurut mereka menyenangkan.
Siswa 7            : “iya, rame”.
Siswa 10          : “senang karena seru”.
Siswa 12          : “ya, karena asyik”.
Sosok guru sudah dapat menarik siswa untuk belajar bahasa Inggris. Langkah selanjutnya hal yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara yaitu:
Pendekatan speaking, anak di drill dulu, repeat and listen, ditulis di papan tulis, trus diikuti, jangan terlalu banyak. Trus didiskusikan bersama temannya. Lalu one by one maju ke depan. Yang sudah lancar cukup satu kali. Kalau yang tidak lancar harus berulang-ulang. Kedua, di rumah tetap anak harus latihan (guru bahasa Inggris).

Bahasa adalah alat. Alat yaitu alat komunikasi, atau alat untuk menyampaikan pikiran (thought), perasaan (feeling) dan kebutuhan (needs). Perlakukan bahasa sebagaimana fungsinya yaitu alat. Itulah sebabnya dari sejak dini siswa harus menggunakannya. Maksud kata “drill” pada pernyataan di atas adalah latihan atau berlatih. Kata ini cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris termasuk keterampilan berbicara. Menurut Tarigan & Tarigan (1990: 23), ada tiga ciri khas keterampilan yang berlaku juga dalam keterampilan berbahasa, yakni keterampilan berbahasa bersifat mekanistis, pengalaman, dan jenis pertanyaan aplikasi sangat cocok dalam mengembangkan keterampilan berbahasa. Dan menurut Asyroful (2008: 8) “berbicara bahasa inggris itu tidak mudah butuh belajar untuk menggunakan bahasa tersebut salah satunya adalah latihan-latihan berbicara menggunakan bahasa Inggris”. Selain itu, ciri-ciri keterampilan jika sudah melebur pada diri siswa adalah automatically without thinking, siswa dapat melakukannya tanpa berpikir lagi seperti orang berenang, orang naik sepeda, dan lain-lain. Begitu pula untuk menguasai keterampilan berbicara tersebut adalah dengan banyak praktek dan latihan.
Guru bahasa Inggris    : “Untuk media speaking jarang, beda dengan vocab karena langsung practice”. 
Guru bahasa Inggris    : “Kadang-kadang fifty-fifty. Yaitu dalam dua jam pelajaran dibagi dua, satu jam pelajaran guru mengarahkan dan satu jam pelajaran lagi praktek”.
Guru menekankan kepada siswa untuk praktek di kelas. Siswa melakukan practice dialog tersebut bertujuan agar siswa berani untuk berbicara. Selain itu, guru selalu mengingatkan siswa agar terus latihan di rumah masing-masing. “...proses belajar berbicara dalam bahasa asing akan menjadi mudah jika pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya-upaya untuk berkomunikasi (Furqanul dan Chaedar, 1996: 93)”. Siswa melakukan latihan di kelas maupun di rumah merupakan upaya aktif siswa untuk berkomunikasi. Manfaat yang dapat diambil dari practice dialog yang dilakukan siswa adalah siswa dapat menambah vocabulary sebab dari dialog tersebut terdapat kata-kata baru, biasanya siswa menggarisbawahi kata tersebut kemudian dicari di kamus artinya. Seperti pernyataan dari siswa 3 berikut ini:
Siswa 3            : “menggarisbawahi kata-kata yang sulit dan mengulang kata-katanya”.
Siswa yang enggan membuka kamus saat menemukan kata-kata baru, maka tidak akan berhasil menguasai bahasa Inggris. Setiap siswa ketika menemui kata-kata baru yang tidak ketahui, harus tergiur untuk mencarinya. Paling tidak menanyakannya kepada guru, seperti yang dilakukan oleh siswa 13, “membawa kamus atau menanyakan kepada guru kalau ada yang tidak mengerti”.
Otomatis untuk speaking, di SD itu pertama anak harus bisa berbicara. Dipupuk dulu vocabulary, setelah anak memahami vocabulary, otomatis anak memiliki keberanian untuk berbicara. Apa yang akan dibicarakan itu? Karena dia telah memahami vocab sehingga anak dapat berbicara bahasa Inggris. (Guru bahasa Inggris)

Langkah guru diatas hanya langkah awal agar siswa mengenal bahasa Inggris. Dengan mengetahui vocabulary siswa diharapkan dapat menggunakan kata-kata tersebut untuk berbicara.
Selain itu practice dialog ini dapat melatih pronunciation siswa, karena setiap kalimat benar-benar dilatih untuk diucapkan. Pembentukan conversation itu harus diawali dari pembentukan kemampuan pronounciaton. Banyak sekali kesalahpahaman dalam komunikasi antara orang Indonesia dengan orang asing hanya karena masalah pronunciation, dimana kita tidak bisa membedakan antara pengucapan bunyi beg dengan bag, antara they dengan day, dan sebagainya. Itulah sebabnya mengapa materi pelatihan pronunciation ini sangat wajib dibentuk di awal perjalanan belajar bahasa Inggris.

Guru bahasa Inggris    : “...murid harus memahami cara baca fonetiknya, pronunciation,...
Guru memperhatikan dialog siswa sampai selesai dan tidak memotongnya apabila melakukan kesalahan. Guru membiarkan siswa berdialog sampai selesai. Kemudian guru mengomentari apabila ada kekurangan dan diperbaiki kesalahannya.
Dialog siswa diperhatikan kemudian setelah selesai apabila ada kekurangan dikomentari dan dibetulkan yang salahnya. Jangan sampai ketika ditengah-tengah siswa melakukan kesalahan, langsung kita tegur. Itu dapat menurunkan kepercayaan diri siswa (guru bahasa Inggris).

Langkah tersebut menurut guru telah berhasil untuk memunculkan keberanian siswa.
Guru bahasa Inggris    : “Ya berhasil. Siswa ada keberanian untuk praktek speaking”.
 
Dalam belajar bahasa Inggris, dapat mengucapkan kata, frasa, dan kalimat secara benar, selayaknya ucapan yang dihasilkan oleh penutur bahasa Inggris merupakan tujuan utama. Hal itu menjadi penting karena dalam bahasa Inggris kesalahan pengucapan akan menyebabkan makna kata menjadi keliru pula. Akibatnya, pesan yang ingin kita sampaikan tidak akan dapat diterima dengan jelas.

Berdasarkan uraian tersebut, sangatlah penting memperkenalkan cara pengucapan bahasa Inggris secara benar sejak awal kepada pembelajar bahasa Inggris. Guru harus setia membimbing siswa agar terus berlatih keterampilan berbicara. Dengan demikian, dapat diharapkan munculnya pebelajar yang mampu menguasai cara-cara pengucapan yang benar dalam bahasa Inggris sehingga akhirnya dapat berbicara menggunakan bahasa Inggris secara lancar dan akurat.
0 Komentar untuk "Contoh Upaya Guru untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Keterampilan Berbicara dalam Skripsi Bahasa Inggris"

Back To Top