katazikurasana30. Diberdayakan oleh Blogger.

Belajar Adalah Proses Perubahan Perilaku Untuk Memperoleh Pengetahuan, Kemampuan, Dan Sesuatu Hal Baru Serta Diarahkan Pada Suatu Tujuan


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Gaya Belajar
Menurut Khanifatul (2013, hlm. 5) “Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan”. Belajar akan terasa nyaman dan menyenangkan jika kondisi-baik fisik, psikis, maupun lingkungan juga mendukung. Hal ini berhubungan dengan gaya belajar setiap orang. Setiap orang dengan gaya belajarnya masing-masing memiliki kenyamanan situasi belajar yang berbeda-beda. Karena pada setiap gaya belajar terdapat karakteristiknya tersendiri.
Kemampuan seseorang untuk memahami pelajaran berbeda-beda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Cara tersebut dinamakan dengan gaya belajar. Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Namun, hal yang penting untuk dimengerti bahwa tidak ada gaya belajar yang paling baik atau paling buruk, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Hamzah Uno (2006, hlm. 130) mengungkapkan bahwa “Apapun cara belajar yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya”. Gaya belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat menentukan bagi siapapun dalam melaksanakan tugas belajarnya baik di rumah, di masyarakat, terutama di sekolah. Siapapun dapat belajar dengan lebih mudah, ketika ia menemukan gaya belajar yang cocok dengan dirinya sendiri.
Siswa kita memiliki cara yang berbeda dalam belajar. Sebagian dari mereka adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah audio, dan yang lainnya kinestetik. Prefensi atau kekuatan belajar ini berkaitan dengan hal yang dapat membuat siswa lebih mudah memperhatikan (Sprenger, 2003: hlm 25)
Gaya belajar dibagi ke dalam tiga jenis yaitu:

1.      Visual
Siswa dengan gaya belajar ini mudah menyerap informasi dari kontak mata dengan apa yang dipelajari. Sehingga, ketika pembelajaran ia akan sangat perlu memperhatikan pelajaran. Dengan cara seperti ini guru merasa senang karena siswanya memperhatikan pelajarannya.
2.      Auditorial
Siswa dengan gaya belajar ini tidak harus selalu dengan kontak mata, tapi cukup mengoptimalkan pendengarannya. Siswa ini terkesan tidak memperhatikan pembicaraan atau pelajaran ketika pembelajaran, walaupun sebenarnya ia mendengar.
3.      Kinestetik
Siswa dengan gaya belajar ini cenderung aktif. Ia harus bereksplorasi dan mengoptimalkan fisiknya. Siswa ini harus belajar dengan menyentuh, bergerak, dan melakukan. Sehingga ia tidak akan bertahan duduk berlama-lama jika hanya mendengarkan ceramah saja.
Untuk lebih rincinya, berikut adalah ciri-ciri dari setiap gaya belajar menurut DePorter (2010, hlm.116):
1.      Gaya belajar visual
a.       Rapi dan teratur
b.      Berbicara dengan cepat
c.       Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d.      Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
e.       Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
f.       Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
g.      Mengingat dengan asosiasi visual
h.      Biasanya terganggu oleh keributan
i.        Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya
j.        Pembaca cepat dan tekun
k.      Lebih suka membaca daripada dibacakan
l.        Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
m.    Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
n.      Lupa menyampaikan pesa verbal kepada orang lain
o.      Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
p.      Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
q.      Lebih suka seni daripada musik
r.        Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
s.       Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan
2.      Gaya belajar auditorial
a.       Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b.      Mudah terganggu oleh keributan
c.       Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d.      Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e.       Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
f.       Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g.      Berbicara dalam irama yang terpola
h.      Biasanya pembicara yang fasih
i.        Lebih suka musik daripada seni
j.        Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
k.      Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
l.        Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi
m.    Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
n.      Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
3.      Kinestetik
a.       Berbicara perlahan
b.      Menanggapi perhatian fisik
c.       Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d.      Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e.       Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak
f.       Memepunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g.      Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h.      Menghafal dnegan cara berjalan dan melihat
i.        Menggunakan jari sebagai penujuk ketika membaca
j.        Banyak menggunakan isyarat tubuh
k.      Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
l.        Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu
m.    Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
n.      Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
o.      Kemungkinan tulisannya jelek
p.      Ingin melakuan segala sesuatu
q.      Menyukai permainan yang menyibukkan
Selanjutnya Khanifatul (2013, hlm. 52) mengungkapkan ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan gaya belajar, diantaranya:
a.       Seorang visual biasanya duduk tegak dan mengikuti penyaji dengan matanya.
b.      Seorang auditorial sering mengulang dengan lembut kata-kata yang diucapkan penyaji atau sering menganggukkan kepalanya saat fasilitator menyajikan informasi lisan.
c.       Seorang kinestetik sering menunduk saat ia mendengarkan.
Jika seseorang tidak dapat melihat atau mendengar atau tidak dapat merasakan tekstur, bentuk, temperatur, atau berat, atau penolakan lingkungan, berarti seseorang tersebut sama sekali tidak mempunyai gaya belajar. Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya, namun kita biasanya lebih menyukai satu cara dari pada yang lainnya. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka lebih suka pada satu gaya karena tak ada sesuatu yang eksternal mengatakan kepada mereka bahwa mereka berbeda dari orang lain.
Adalah mudah untuk mengetahui modalitas orang lain untuk memperhatikan kata-kata apa yang mereka gunakan ketika mereka berkomunikasi. Kata-kata ini disebut predikat atau kata-kata proses. Ketika situasi diserap dalam pikiran seseorang, ia memproses modalitas pilihan orang itu; kata-kata dan frase-frase yang digunakan orang itu untuk menjelaskannya menunjukkan modalitas pribadi orang tersebut. (De Porter, 2010, hlm. 120)

Tabel 2.1
Daftar Ucapan-Ucapan yang Biasa Dipakai Oleh Masing-Masing Gaya
Gaya Belajar Visual
Gaya Belajar Auditorial
Gaya Belajar Kinestetik
-          Tampak bagi saya
-          Pandangan menyeluruh
-          Melihat sekilas
-          Nyata-pasti, tidak diraguka
-          Pandangan yang kabur
-          Tepat, pas
-          Mempunyai ruang lingkup tentang sesuatu
-          Gagasan yang samar
-          Dalam cahaya
-          Secara pribadi
-          Dalam pandangan
-          Mirip
-          Citra diri
-          Mata hati
-          Indah bagai lukisan
-          Melihat
-          Pandangan sempit
-          Pamer
-          Visi lurus
-          Mendengar dengan seksama
-          Menyeru
-          Jelas bagai bunyi bel
-          Diungkapkan dengan jelas
-          Dijelaskan secara terperinci
-          Pendengar yang baik
-          Dengarkan baik-baik
-          Mendengar suara-suara
-          Pesan yang tersembunyi
-          Percakapan membosankan
-          Jelas dan tegas
-          Terus terang
-          Mengoceh seperti burung
-          Mengingatkan akan sesuatu
-          Mengatakan yang sejujurnya
-          Mendengarkan / tidak mendengarkan
-          Tak mendengar tentang sesuatu
-          Menyuarakan pendapat
-          Selalu dalam batas pendengaran
-          Rajin
-          Mempersingkat hingga
-          Berpikir serius
-          Menybar kemana-mana
-          Bisa merasakan
-          Bagai disambar halilintar
-          Berhubungan/kontak
-          Menangkap alur
-          Bertahanlah!
-          Tahanlah!
-          Pemarah
-          Berterus terang
-          Mengatur
-          Sangat rapi
-          Menyimpangkan pikiran saya
-          Mulai dari awal
-          Pendiam
-          Berahasia, tidak jujur, curang

Sumber: Quantum Learning
            Munif Chatib (2011) mengatakan bahwa informasi akan masuk ke dalam otak siswa dan tak terlupakan seumur hidup apabila informasi tersebut ditangkap berdasarkan gaya belajar siswa.
Selaras dengan itu, Sprenger (2011, hlm. 25) memberikan gambaran bagi guru dalam mengajar berdasarkan masing-masing gaya belajar yang dimiliki siswa, diantaranya:


1.      Pembelajaran visual.
Pembelajar ini mungkin senang dengan gambaran grafis, transparasi OHP, dan mungkin buku pegangan. Mereka mungkin akan lebih mudah menangkap pelajaran jika anda adalah guru yang lebih banyak mengajar secara visual. Mereka akan memberikan perhatian khusus untuk informasi visual, termasuk tulisan. Sekolah biasanya mengakomodasi tipe pembelajar ini. untuk menjangkau perhatian mereka, gambar-gambar berwarna yang terang, video klip, dan buku pegangan akan efektif bagi mereka.
2.      Pembelajar auditorial.
Siswa ini perlu banyak bicara sebanyak mereka mendengar. Informasi menjadi nyata bagi mereka melalui diskusi. Gambar-gambar, proyektor dan makalah mungkin dilupakan mereka, namun mereka senang masuk ke dalam diskusi. Untuk menjangkau siswa semacam ini, musik atau debat bisa menjadi kunci. Daya ingat mereka kuat secara audio, dengan kata lain, mereka lebih mengingat apa yang mereka dengar daripada apa yang mereka lihat atau rasa.
3.      Pembelajar kinestetik.
Mereka mungkin akan bergoyang-goyang dan menari-nari atau memerlukan tangan saat belajar. Untuk para siswa ini, gerakan tidak bisa dihindari, jadi pengendalian gerak selalu menjadi pilihan. Mereka mungkin butuh menjadi apa yang mereka sedang pelajari. Untuk menarik perhatian mereka, sebuah kegiatan yang membuat mereka dapat memainkan peran, menciptakan konsep, atau bekerja dengan teknologi seperti komputer, akan sangat membantu.
Adapun menurut Hamzah Uno (2006, hlm. 132) ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk menghadapi keberagaman gaya belajar pada siswa, antara lain:
1.      Visual
Orang visual memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, lalu terlalu reaktif terhadap suara, dan sulit mengikuti anjuran secara lisan. Salah satu pendekatannya adalah mengajar dengan menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa film, slide, gambar ilustrasi, kartu gambar, dan kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
2.      Auditorial
Orang auditorial memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung. Sedikit memiliki kesulitan dalam membaca ataupun menulis. Sehingga pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan terlibat dalam kelompok diskusi, juga di akhir pembelajaran hendaknya melakukan review secara verbal.
3.      Tactual
Orang tactual atau serupa dengan kinestetik ini tidak bisa duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan, merasa lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Pendekatan untuk siswa dengan karakteristik seperti ini adalah belajar berdasarkan pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar. Penggunaan komputer bagi orang tactual ini akan sangat membantu, karena dengan komputer ia bisa terlibat aktif dalam melakukan touch, sekaligus menyerap informasi dalam bentuk gambar dan tulisan.
Karena guru adalah manusia pembelajar, yang mempunyai keikhlasan dalam mengajar dan belajar, dan senantiasa berintrospeksi apabila ada siswa yang tidak memahami pelajaran. Maka setiap guru harus berupaya untuk mengajar dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Sehingga siswa akan dengan mudah menyerap pelajaran di kelas, memahami, dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.
“Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah dan faktor lingkungan”. (Susilo, 2009, hlm. 98)
Oleh karena itu, jika mengajar yang kita pahami adalah sebagai proses membantu siswa belajar, maka kita berusaha membantu mereka memahami “Style of Learning”nya, dengan meningkatkan segi-segi yang kuat dan memperbaiki sisi-sisi lemah daripadanya.
0 Komentar untuk "Belajar Adalah Proses Perubahan Perilaku Untuk Memperoleh Pengetahuan, Kemampuan, Dan Sesuatu Hal Baru Serta Diarahkan Pada Suatu Tujuan"

Back To Top